Bayi Laki-laki Ternyata Lebih Mudah Stres Daripada Perempuan |
Benarkah Bayi Laki-laki Ternyata Lebih Mudah Stres Daripada Perempuan ?
Sejauh ini, banyak yang menjuluki anak laki-laki sebagai “pria tangguh” bahkan sebelum mereka bisa mengikat tali sepatu mereka sendiri.
Seolah untuk menopang ketangguhannya, pria diajarkan sejak dini untuk menghapus air mata begitu mereka mulai menangis.
Faktanya, menurut sebuah artikel terbaru oleh psikolog klinis UCLA Dr. Alan Shore, bayi laki-laki dilahirkan ke dunia dengan kemampuan yang lebih buruk untuk mengatasi stres.
alasan apa? Anak laki-laki memiliki lebih sedikit hormon untuk mengelola stres daripada anak perempuan, ditambah sisi kanan otak laki-laki, sisi yang bertanggung jawab untuk mengembangkan emosi, lebih kecil dan tumbuh lebih lambat daripada anak perempuan.
“Semuanya bermuara pada biologi, anak perempuan dilahirkan dengan lebih banyak chemistry untuk mengatasi stres,” kata Schore.
“Karena anak laki-laki kurang tekun, maka daripada itu bayi dan anak laki-laki lebih memungkinkan mengalami gangguan tumbuh kembang seperti autisme, bicara lambat dan gangguan pemusatan perhatian,” jelasnya.
baca juga : Mengenal Autisme
Shore menjelaskan bahwa pematangan otak yang lebih lambat pada bayi laki-laki adalah proses yang normal. Mereka secara alami mengalami depresi pada 6 bulan dan menunjukkan respons yang lebih kuat terhadap stres pada 12 bulan.
Mereka tidak kalah kuat atau lemah, mereka hanya anak laki-laki dan mereka tumbuh seperti anak laki-laki normal.
Oleh karena itu, untuk mendukung perkembangan otaknya yang optimal, orang tua khususnya ibu perlu lebih peka, responsif, dan interaktif dengan bayi laki-lakinya.
Ini mempengaruhi pengatur otak kanannya di tahun pertama dan sangat penting untuk perkembangan sosio-emosional pria.
Artinya kita tetap harus menenangkan bayi atau anak laki-laki saat dia menangis, menggendongnya sedikit lebih lama, dan yang terpenting, memanjakannya seperti bayi perempuan.
“Terlepas dari jenis kelaminnya, bayi harus diberi cinta dan perhatian yang sama,” kata Schore.
“Terlepas dari jenis kelaminnya, bayi harus diberi cinta dan perhatian yang sama,” kata Schore.