Tentang Anak ADHD atau Anak Hiperaktif |
Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa anak saya seperti ini, mengapa anak saya selalu membuat masalah, mengapa anak saya tidak penurut seperti anak-anak lain dan bisa duduk dengan tenang.
Bapak/Ibu yang terhormat, apakah anak anda termasuk anak yang susah diatur? Sulit untuk duduk diam? , selalu berlari, berteriak dan berkelahi saat disuruh? “Keviiiin” cepet ngerjain PR, “Keviiiin” cepetan mandi, Kevin, bisa diam! ! ! . Mungkin itulah keluhan yang Anda rasakan setiap hari. Belum lagi keluhan tambahan tentang kenakalan di sekolah dan kurangnya prestasi.
Semoga setelah membaca artikel ini, Anda dapat belajar tentang kondisi putra-putri kita tercinta, dan kita tidak lagi menyalahkan mereka dan diri kita sendiri atas situasi saat ini.
Penyebab utama ADHD telah diketahui sebagai faktor genetik.
Para peneliti telah mengetahui fakta bahwa pencetus ADHD sebetulnya adalah kelainan genetika yang dicurigai disebabkan pola asuh yang salah atau pola makan. Para pakar riset melihat profil genetika lebih dari 1.400 anak dan mendapati bahwa anak ADHD mempunyai duplikasi serta penghapusan DNA yang kecil.
Pakar Psikiatri Anak dan Remaja di Universitas Cardiff, yang mengepalai suatu riset, mengutarakan bahwa riset tersebut berhasil menepis mitos bahwa ADHD dikarenakan oleh pola makan atau pola asuh yang salah yang disebabkan oleh pemberian gula terlalu banyak.
“Hasil riset tersebut menarik sebab memberikan kita bukti adanya relasi genetikalangsung dengan ADHD. Saat ini kita dapat mengatakan bahwa ADHD merupakan kelainan genetika, dan bahwa anak dengan permasalahan ADHD mempunyai otak yang tidak sama dengan anak lain pada umumnya.”
Penelitian pendukung lainnya adalah disfungsi sirkuit saraf di otak yang dipengaruhi oleh dopamin, neurotransmitter yang memicu gerakan dan mengontrol aktivitas diri.
Dalam sebuah penelitian yang menggunakan pemindaian otak, anak-anak dengan ADHD ditemukan memiliki aktivitas otak yang lemah di korteks prefrontal berekor kanan bawah dan kiri.
Di bawah ini adalah perbandingan hasil f-MRI otak anak ADHD dan anak normal.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama penyakit pada anak ADHD adalah otak. Kami tidak bisa menyalahkan mereka atas apa yang terjadi atau karena Anda tidak mendidik anak Anda dengan baik (pengasuhan yang buruk).
Mungkin ilustrasi di bawah ini dapat membantu kita memahami bagaimana perasaan anak ADHD dalam aktivitasnya sehari-hari.
Bagaimana rasanya jika Anda belum bisa mengemudi dan disuruh mengemudi? Atau bagaimana rasanya berenang jika tangan dan kaki diikat? Beginilah perasaan anak ADHD ketika diminta untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya baik untuk anak normal tetapi terasa berat dan menyiksa bagi anak ADHD.
Jadi bagaimana? Yang terpenting adalah orang tua terlebih dahulu memahami keadaan anaknya. Setelah Anda memahaminya, buat komitmen pada diri sendiri dan bersedia menjadi pasangan/mentor/mentor anak Anda. Kabar baiknya dari ADHD adalah meskipun merupakan kelainan genetik, dengan pelatihan yang tepat, teratur dan konsisten, anak-anak dengan ADHD dapat kembali beraktivitas seperti anak normal, dan bahkan lebih (lebih dalam arti positif) .
Mengapa saya harus mengatakan lebih banyak? Karena banyak anak ADHD memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi karena tidak dapat berkonsentrasi, kecerdasannya tidak berfungsi secara maksimal.
Hal ini sejalan dengan penelitian tentang teori perkembangan otak yaitu neuroplastisitas, dimana otak dapat terus beradaptasi dan berkembang dalam merespon stimulus yang diberikan.
baca juga : Lebih Mengenal ADHD
Jenis pelatihan yang dimaksud adalah:
Biofeedback, edufeedback dan neurofeedback. Dengan metode yang tepat, ditambah dengan kegigihan dan kesabaran orang tua, hasil yang baik akan tercapai.
Mendiagnosis anak Anda dengan ADHD bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan tenaga ahli dan profesional. Mendiagnosisnya juga membutuhkan evaluasi yang cermat dan teratur. Untuk mengetahui apakah anak Anda menderita ADHD, bawa dia ke dokter, terutama dokter anak atau tenaga ahli anak lainnya